Bulan Desember 2020 akan diadakan pilkada serentak seluruh Indonesia.Sebelum dilakukannya pilkada, setiap calon legislatif akan melakukan kampanye.Nah, ada perbedaan antara kampanye Indonesia dan di jepang. Apa saja perbedaan tersebut?Berikut beberapa perbedaannya.



1   1.CARA BERKAMPANYE YANG UNIK

        Karena berkampanye melalui media sosial dan tv sangat sulit di jepang, maka banyak calon legislatif yang memakai cara berkampanye yang unik, seperti, menggunakan mobil van dan berkeliling kota sambil berpromosi, melakukan orasi di mobilnya, menggunakan selembaran dan relawan yang berpakaian unik.




1.     2. DISEDIAKAN SPACE BILLBOARD KHUSUS UNTUK KAMPANYE

        Berbeda dengan di Indonesia yang ketika musim pilkada, billboard,banner, spanduk, dan media promosi lainnya, bertebaran dimana-mana, baik di tiang, pohon, dinding dan banyak tempat lainnya. Di jepang, para kandidat tidak boleh menempel  media promosi di sembarangan tempat.Mereka disediakan tempat khusus untuk berkampanye, ukurannya sama, nomor urutnya diatur, dan ada jadwal kampanyenya secara bergiliran.



1.    3. UNDANG-UNDANG KAMPANYE YANG KETAT

            Undang- undang dari pemerintah yang ketat, menyebabkan banyak keterbatasan dalam berkampanye, seperti relawan calon legislatif maksimal 15 orang, selembaran maksimal yang dibagikan adalah 70.000 lembar, waktu berkampanye dibatasi dari jam 8 pagi hingga jam 8 malam, dan lainnya.


            Oleh karena itu,setiap calon legislatif berusaha sungguh-sungguh untuk mengajak orang memilihnya.Politik uang pun tidak mungkin terjadi dengan undang-undang yang ketat.Apakah Indonesia perlu menirunya?


            Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, secara tiba-tiba menyatakan mengundurkan diri dari kursi perdana menteri jepang.Jabatan yang diemban dari bulan Desember 2012, akhirnya dilepas karena kondisi kesehatan Abe yang terus menurun.

Pengganti favorit yang muncul adalah Suga, menteri kabinet pada pemerintahan Shinzo Abe.


            Terlepas dari hubungan politiknya yang erat dengan Abe, latar belakang Suga sangat berbeda. Sebagai putra seorang menteri luar negeri dan cucu perdana menteri, Abe menonjol bahkan di parlemen yang dipenuhi politisi keturunan. Suga, bagaimanapun, adalah seorang politisi mandiri, putra tertua seorang petani stroberi dan guru di Yuzawa, sebuah kota di pedesaan prefektur Akita, yang meskipun tidak memiliki silsilah politik, sekarang berada di puncak memimpin ekonomi terbesar ketiga di dunia.

            Setelah lulus dari sekolah menengah di Yuzawa - di mana namanya sekarang terpampang di kaus oblong dan tas jinjing - Suga pergi ke Tokyo, di mana dia mengambil serangkaian pekerjaan paruh waktu, termasuk bekerja di pabrik karton dan pasar ikan Tsukiji, untuk membayar biaya kuliahnya.

            Karirnya di bidang politik dimulai pada tahun 1987, ketika dia dikabarkan mengenakan setengah lusin sepatu saat mencari kursi di majelis kota Yokohama, di mana dia dikenal sebagai "walikota bayangan".

            Kinerja tanpa lelah dan kerja keras telah mengantarkannya menjadi perdana menteri jepang saat ini. Tanpa embel-embel keturunan politisi, Suga menjadi contoh anak muda untuk tidak menyerah menggapai cita-citanya.

Selamat Yoshihide Suga!


 

            Telah diketahui bahwa Jepang termasuk salah satu negara terbersih di dunia yang diakui mancanegara.kebersihan  negara ini sering membuat kagum turis-turis mancanegara.

            Padahal diketahui bahwa, jepang setelah kalah Perang Dunia ke-2, menjadi negara yang luluh lantak berhancuran. Banyak kemiskinan dan termasuk negara yang hampir sama dengan Indonesia, termasuk dalam tingkat kebersihannya.

            Bagaimana cara Jepang mengubah dari luluh lantak berhancuran, menjadi negara yang tertib dan kebersihannya terjaga? Berikut beberapa ulasannya.

1.    LINGKUNGAN PANAS DAN LEMBAB

        Di negara jepang yang mengalami 4 musim dan berada di asia timur, menyebabkan sebagian besar daerahnya memiliki udara yang kering sekaligus kelembapan yang tinggi. Kondisi seperti ini menyebabkan Bakteri dan mikroorganisme mudah untuk berkembang biak.Sehingga kebersihan yang baik bebas mikroorgaisme berarti turut menjaga kesehatan yang baik.



2.    BAGIAN SENTRAL DALAM KEAGAMAAN

        Kebersihan adalah bagian sentral dalam ajaran agama Budha dan Shinto, yang sebagian besar dianut masyarakat jepang.konsep Kemurnian atau kotor yang dianutnya mengajarkan bahwa Tuhan/Dewa menyukai tempat yang bersih. Sehingga memasak dan membersihkan adalah keseharian masyarakat jepang.



3.    KEHIDUPAN YANG HARMONI

        Pada era Tokugawa (1600-1868) masyarakat jepang memiliki kehidupan harmoni antara manusia dan alam.Saluran air dibangun di banyak daerah.Ini juga memiliki maksud menghormati sejumlah dewa-dewa yang dipercaya menjaga alam.



4.    TINGKAT KESADARAN ORANG JEPANG

        Tidak pernah meludah, merokok, atau makan sambil berjalan, selalu memakai masker dimanapun adalah kebiasaan bersih yang dilakukan setiap saat dan menjadi budaya orang jepang. Belum lagi mereka suka dengan mandi, berkumur, serta selalu mengganti pakaian setiap hari.


        Begitulah kehidupan dan penerapan kebersihan di jepang. Jika kamu tinggal sementara di jepang, mungkin setelah kamu pulang dari sana, kamu akan berhenti buang ingus di tempat umum, selalu menggunakan pembersih tangan, dan belajar memilah  sampah rumah tangga.

              Dewasa ini, penggunaan smartphone ataupun telepon selular makin marak penggunaannya. Data yang dilansir oleh Counterpoint dari tahun 2014-2019, penjualan smartphone selalu berada di atas 300 juta unit per quartal.Artinya pengiriman tiap tahun tembus setidaknya 1,2 Miliar unit.
Di jepang sendiri, penjualan smartphone tiap tahun selalu tembus 30 juta unit, dengan penduduk sekitar 110 juta orang, sehingga ketergantungan terhadap smartphone tinggi dan timbullah istilah ‘Smartphone Zombie’.

APA ITU SMARTPHONE ZOMBIE?

               Smartphone zombie adalah istilah untuk menggambarkan pejalan kaki yang berjalan lambat dan tanpa memperhatikan lingkungan mereka karena mereka fokus pada smartphone mereka. Bahaya keamanan ditimbulkan pejalan kaki tersebut, karena bisa terjadi hal tidak diinginkan. Seperti, menabrak pejalan kaki lain, tertabrak kendaraan, dan yang lainnya.


               Keadaan seperti ini biasanya terjadi di kota-kota besar pusat ekonomi jepang dengan pedestrian yang lebar.dimana banyak sibuk berlalu lalang. Seperti Tokyo, Yokohama, Fukuoka, dan Osaka. 

KENAPA TIMBUL SMARTPHONE ZOMBIE?


                Smartphone zombie muncul akibat booming nya smartphone dan harga smartphone yang mudah dijangkau oleh semua kalangan masyarakat. Kebutuhan smartphone sudah seperti kebutuhan primer untuk memenuhi tuntutan kerja, bersosial media, dan hiburan.Sehingga, mau tidak mau masyarakat sangat tergantung pada device tersebut. 




BAGAIMANA MENGURANGI  SMARTPHONE ZOMBIE?

                Sosialisasi-sosialisasi dilakukan.Rambu larangan menggunakan smartphone ketika berjalan pun dipasang di berbagai pedestrian yang sibuk.Juga, diharapkan berbicara dengan teman ataupun keluarga lebih diutamakan dibandingkan penggunaan smartphone sambil berjalan.





              Dapat dilihat dalam beberapa saat setelah pelonggaran pembatasan wilayah akibat COVID-19, demand terhadap olahraga, terutama bersepada bertambah.Adanya ‘booming’ bersepeda membuat jual beli sepeda dan komponennya meningkat akibat stok menipis, serta banyaknya pesepeda yang berlalu lalang dijalanan.
              Di jepang, bersepeda sudah menjadi bagian dari hidup.Bekerja, berolahraga, pergi ke sekolah, berekreasi, serta banyak hal lain.Dalam bahasa jepang, ‘Jitensha’ diartikan sepeda.
              Bagaimana jika dibandingkan negara lain, terutama jepang dalam bersepeda dan apa saja yang bisa diterapkan di indonesia?berikut ulasan lengkapnya dikutip dari jpninfo.com

1.     PERATURAN AWAL BERSEPEDA

        Hampir sama seperti di Indonesia, pertama-tama ketika bersepeda, harus berada di sisi kiri jalan raya. Saat di trotoar, dahulukan pejalan kaki ketika melintas dan harus mengayuh perlahan.
        Jika tidak tersedia jalur sepeda, maka kita harus bersepeda di jalan sisi kiri jalan raya mengikuti arus lalu lintas kendaraan.Sepeda harus punya lampu depan dan belakang yang menyala pada malam hari, dan selalu mematuhi rambu-rambu lalu lintas.
Anak-anak di 13 tahun ke bawah wajib mengenakan helm.



2.     LARANGAN

-Dilarang minum sambil bersepeda.
-Dilarang bersepeda 2 orang.
-Dalam beberapa area, dilarang memakai payung ketika hujan sambil bersepeda.
-Berbicara di telepon dan mendengarkan musik ketika bersepeda juga dilarang.
-Tidak boleh membawa sepeda di dalam kereta.


3.    HUKUMAN

-Hukuman  denda 50.000 Yen dan/atau 3 bulan penjara jika mengendarai sepeda dengan rem rusak atau mengendarai secara ugal-ugalan.
-Hukuman maksimal 5 tahun penjaran dan denda 1.000.000 Yen bagi pemabuk sambil mengendarai sepeda
-Denda sampai dengan 50.000 Yen apabila mengendarai sepeda sambil membawa paying, atau mengangkat telon dan mendengarkan music.
-Denda 20.000 Yen jika bersepeda membawa penumpang (kecuali anak kecil dibawah umur 6 thn dibolehkan).
-Tidak menyalakan lampu depan dan belakang pada saat malam hari di denda  sampai 50.000 Yen
-Mengendarai sepeda sejajar/ berdampingan di jalan, di denda 20.000 Yen
-Melanggar lalu lintas di denda 50.000 Yen.



4.     PARKIRAN SEPEDA

           Kita dapat menemukan banyak parkiran sepeda di berbagai tempat. Kebanyakan gratis. Beberapa juga gratis dengan waktu yang terbatas. Dan pastikan memarkir di tempat yang tepat, atau akibatnya sepeda akan ditertibkan.



5.     SEPEDA PERLU DIDAFTARKAN

           Jika kita membeli sepeda baru di beberapa toko lokal di Jepang, salesnya akan mendaftarkannya di departemen kepolisian prefektur atas nama kita dengan biaya tambahan 500 yen. Ini diperlukan, jika tiba-tiba sepeda hilang, dan kita perlu mencarinya.



             Aturan ini ditegakkan agar tidak saling merugikan diri sendiri dan orang sekitarnya.bisa diterapkan di negara mana saja. Betul kan?



             Pada tahun 2020 terjadi wabah penyakit yang menyerang seluruh dunia yaitu COVID-19. Seluruh Negara menderita, baik dari segi kesehatan, maupun ekonomi Negara yang terdampak.Termasuk jepang.Jepang dan seluruh negara di dunia berjuang untuk melawan pandemi ini. Ketika jepang sedikit demi sedikit berhasil melenyapkan penyakit ini di negaranya, maka timbul kebiasaan baru agar penyakit COVID-19 tidak menimbulkan korban lagi.

Gambar 1.New normal di jepang

             Termasuk kebiasaan baru dalam merayakan kelulusan siswa-siswi dari sekolah serta mendaftarkan calon siswa di sekolah baru.

             Dikutip dari Boredpanda, Business Breakthrough University (BBT University) melakukan wisuda online menggunakan robot dan ipad sebagai penampil wajah para wisudawan.robot tersebut dikendalikan oleh wisudawan dari jarak jauh.ini dilakukan untuk menerapkan physical distancing antar mahasiswa.Sedangkan mahasiswa lain dapat melihat dan mengucapkan selamat melalui aplikasi ZOOM.

Gambar 2.Wisuda di BBT University

               Alih-alih menggunakan kereta yang panjang dan penuh sesak untuk bekerja, ruang kerja seseorang sekarang adalah ruang makan, ruang tamu, ataupun kamar tidur.Pertemuan tatap muka telah digantikan dengan konferensi video secara online.Perjalanan pulang kerja yang memakan waktu, bisa dihemat dan digantikan dengan berkumpul dengan keluarga.

Work Life Balance? Now, Work Life Flexibility.

              Makan?Keperluan rumah?kesehatan?semua bisa dilakukan melalui layanan daring maupun toko online.kebiasaan ini dilakukan terus menerus dan menimbulkan budaya di berbagai Negara, termasuk jepang, maupun Indonesia.

Gambar 3.Work From Home jepang

              Bahkan otoritas dan pemerintah jepang sampai ‘menyewa’ jasa Hikikomori untuk mengajarkan kepada orang-orang awam, bagaimana cara hidup dan bertahan di dalam rumah dalam waktu yang cukup lama.

Gambar 4. Hikikomori di jepang disewa untuk dipekerjakan

               Kebiasaan baru ini tidak luput dari juga dampak negatif yang ditimbulkan. Seperti, interaksi antar manusia yang berkurang. Mau bagaimanapun, manusia tidak bisa sepenuhnya digantikan mesin.

               Begitulah pandemi ini mempengaruhi kehidupan manusia, semoga cepat berlalu, sehingga manusia bisa hidup kembali tidak sebagai ‘New normal’, tetapi sebagai ‘Old normal’




         Secara Etimologi, agama berasal dari gabungan 2 kata, yaitu ‘a’ yang berarti ‘tidak’ dan ‘gama’ yang berarti kacau. Sehingga menurut asal katanya jika digabungkan berarti tidak kacau, atau adanya keteraturan.
         Sementara menurut KBBI, agama didefinisikan sebagai ajaran, sistem yang mengatur  tata keimanan(kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia  dan manusia serta lingkungannnya.
         Berdasarkan data yang dirangkum Wikipedia, penganut agama di Jepang menurut Kementrian Pendidikan Jepang(Disana tidak ada Kementrian Agama, karena sekuler, memisahkan urusan kehidupan dan agama) terdiri dari Agama Shinto 107 Juta orang, Buddha 89 Juta orang, Kristen Protestan dan Katolik  3 Juta orang, serta agama lain sekitar 10 Juta orang (Total sekitar 290 Juta orang).

Gambar 1. Agama Shinto menjadi mayoritas dianut di Jepang



         Total penganut agama di Jepang melebihi jumlah penduduknya (sekitar 110 Juta orang). Kenapa? Karena sebagian besar orang Jepang menganut lebih dari satu agama! Dan lebih anehnya, sebagian besar kegiatan keagamaan dicampur adukan.
          Contohnya dapat kita lihat di film, anime, komik maupun berbagai sumber, Mayoritas orang Jepang dilahirkan sebagai penganut Shinto, dengan merayakan Shichi-Go-San,Hatsumode, dll di Kuil Shinto. Ketika menikah, dilakukan di gereja. Dan ketika meninggal dunia, dimakamkan secara Buddha.
           Pertanyaannya adalah, bagaimana caranya masyarakat Jepang menjaga keteraturan hidupnya dengan kurangnya bersandar pada agama yang lurus? Berikut penulis rangkum.



1.  SISTEM PENDIDIKAN ORANG JEPANG


       Di berbagai negara di dunia, seringkali mereka berlomba-lomba untuk mendidik siswa-siswi mereka agar menjadi pintar membaca, menulis, dan pada akhirnya lulus ujian kenaikan kelas.

       Namun di Jepang, siswa-siswi tidak mengikuti ujian sampai mereka sampai di kelas 4 SD (sekitar 10 tahun). Pelajaran etika dan moral lebih diutamakan ketimbang ilmu pengetahuan.

Gambar 2. Moral dan Etika lebih diutamakan di Jepang

2.    BUDAYA MALU MENJADI KEBIASAAN

         Sudah sangat kita ketahui bahwa, masyarakat jepang sangat pemalu. Budaya ini di bangun ketika bangsa Jepang dalam keterpurukan setelah kalah dalam Perang Dunia ke-2.Mereka malu ketika melakukan kesalahan, tidak sama dengan orang lain, dan lainnya. Hukuman sosial masyarakat atas kesalahan yang dilakukan seseorang disana lebih memalukan dibanding hukuman masuk penjara sekalipun.

Gambar 3.Budaya malu jika tidak tertib (The DailyJapan)

3.    GILA MEMBACA

         Ternyata sejak jaman sekolah, anak-anak di Jepang sudah diajari yang namanya membudidayakan membaca dimanapun tempatnya. Menurut Yoshiko Shimbun, Para guru mewajibkan siswa-siswinya untuk membaca selama 10 menit sebelum kegiatan belajar formal. Dan ini sudah berlangsung selama 30 Tahun. Sehingga, Masyarakat Jepang memiliki pengetahuan yang luas, mana yang harus dilakukan, baik dilakukan, maupun tidak.

Gambar 4.Budaya membaca sudah mengakar di Jepang

4.    KEPERCAYAAN PADA MITOS MASIH TINGGI DI MASYARAKAT MODERN

        Seperti di jelaskan sebelumnya, sebagian besar agama di jepang adalah Shinto. Masyarakat Jepang meyakini bahwa, sebagian besar dewa-dewa Shinto adalah alam.Yaitu, dewa gunung, dewa matahari, dan sebagainya.Oleh karena itu, alam memiliki dampak besar bagi masyarakat jepang, sehingga, Sikap menghormati dan rasa takut kepada alam akan timbul agar tidak merusaknya.

Gambar 5. Dewa cuaca di Jepang yang masih diyakini

Itulah sebagian besar point terkait  kenapa masyarakat jepang bisa hidup teratur.



            Jepang terkenal dengan budaya malu yang sangat dijunjung. Malu ketika terlambat, malu ketika tertawa lepas, malu jika gagal dan sebagainya.Sebenarnya, seperti apa awalnya budaya ini dibangun, dan apa akibatnya jika diterapkan.Dan apakah Indonesia menirunya? Berikut ulasannya.

1.  Asal Muasal Budaya Malu Berkembang di Jepang
Gambar 1.Budaya hormat Jepang 

             Berdasarkan tulisan Bob Widyahartono MA di antaranews.com, Budaya malu di jepang awal dibangun berdasarkan Falsafah kuno, Konfusianisme yang berasal dari Cina banyak diserap para pendidik besar di Jepang. Sampai kinipun, bagi masyarakat jepang moral/akhlak konsep rinri (bertata-krama) dijunjung tinggi sebagai panduan yang menjiwai identitas dan tanggung jawab.Serta respek dan rasa malu.

2.  Seppuku, Jigai, Harakiri, Kamikaze
Gambar 2.Seppuku pada zaman samurai

             Di Jepang, ada konsep ‘’bunuh diri terhormat’’. Jaman dahulu, ketika samurai jepang melakukan kesalahan, ataupun ditawan oleh musuh ketika perang, yang berpotensi menyebabkan kegagalan dan kehancuran suatu kelompok atau golongan, maka samurai tersebut akan melakukan Seppuku/Harakiri (bunuh diri dengan menusukkan pedang ke perut sendiri) dan Jigai (bunuh diri samurai wanita jepang).Kamikaze(bunuh diri dengan mengorbankan diri dan menjatuhkan korban musuh). Semua itu dilakukan atas dasar budaya malu.

3.  Budaya Malu pada Zaman Modern Abad ke-21 di Jepang
Gambar 3.Permintaan maaf di jepang dilakukan dengan mundur dan menundukkan kepala

           Tindakan Harakiri sudah tidak banyak terjadi di Jepang. Data menunjukkan pada tahun 2017 terdapat 21.321 kasus, menurun dari puncaknya pada tahun 2003, yaitu mencapai 34.424 kasus.
            Di zaman modern ini budaya seperti itu tampil dalam bentuk budaya shame and guilty.seperti tindakan mengundurkan diri pejabat yang bertanggung jawab atas kejadian yang merugikan dan mencelakakan orang lain atau Negara.Menundukkan kepala tanda tidak mampu/sanggup mengemban tugas dan meminta maaf, Menunjukkan sikap kesatria/samurai jepang pada zaman dulu yang tetap ada.

4.  Penerapan di Negara Lain
             Budaya malu ini dapat dibangun di Negara lain, termasuk Indonesia. Nilai-nilai budaya,serta sikap dan perilaku perlu dibangun dengan pendidikan yang lebih awal dan ditanamkan sejak dini dan mengakar. Bahwa, bangsa yang punya rasa malu besar, akan menjadi bangsa yang kuat dan tidak ingin merugikan orang/bangsa lain atas kesalahannya.

Gambar 1 : Penyebaran virus corona di jepang

              Virus COVID-19 (Corona Virus Disease-2019) pertama kali ditemukan di Wuhan, China dan menyebar ke seluruh dunia. Sampai saat ini, belum ditemukan antivirus yang ampuh untuk menyembuhkan korban yang terjangkit.
              Berdasarkan Data yang terhimpun pada hari Rabu, tanggal (25/03/2020), ditemukan kasus positif di Jepang sebanyak 1160 kasus, dengan 43 orang meninggal. Sehingga Case Fatality Rate(CFR) di Jepang hanya 3,7 %.
              Bandingkan dengan Indonesia, pada hari dan tanggal yang sama, terjadi 790 kasus positif, dan 58 orang meninggal dunia. Sehingga Case Fatality Rate(CFR) di Indonesia sebesar 7,3%.
              Mengapa angka CFR di jepang sangat rendah, sedangkan di Indonesia lebih tinggi? Apa yang membuat pemerintah Jepang mampu menekan angka CFR, sehingga corona tidak menimbulkan banyak kasus positif dan kematian? Berikut beberapa ulasan yang penulis analisa.

1.  Budaya Bersih dan Patuh pada Aturan
Gambar 2 : Budaya bersih-bersih di jepang

             Sudah diakui di seluruh dunia, bahwa negara jepang dan orang-orangnya sangat memperhatikan kebersihan.

             Saat corona menyerbak, timbul anjuran selalu mencuci tangan, mencuci pakaian setelah dari luar, memakai masker, dan penerapan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
Jepang sudah melakukan itu sejak dahulu.Bahkan sebelum corona menyerbak di negaranya, budaya PHBS sudah tertanam dalam diri masyarakatnya.Konsumsi masker sudah tinggi sebelum corona menyerbak, karena masyarakat budaya masyarakat jepang yang sering memakai masker untuk menghindari kuman dan interaksi dengan orang lain. Sehingga, corona tidak perlu mengajari.

2.  Orang Jepang yang Individualis
Gambar 3 : Kebiasaaan orang jepang suka menyendiri

             Ketika corona menyerbak, timbul budaya yang digaungkan kepada masyarakat, yaitu social distancing dan physical distancing atau lebih mudah dipahaminya adalah menjaga jarak dan interaksi antar orang.

             Di Jepang, masalah interaksi dan menjaga jarak juga sudah dilakukan dari dulu. Anak kecil diajarkan jangan bicara dengan orang yang tidak dikenal, Beli berbagai kebutuhan lewat mesin otomatis (Vending Machine), Orang dewasa dengan ritme kerja yang cepat sehingga tidak sempat berinteraksi dan lainnya.

3.  Jaminan Kesehatan Menyeluruh
                                                                         Gambar 4 : Asuransi kesehatan Jepang

            Biaya pajak yang tinggi di Jepang, berbanding lurus dengan apa yang diterima masyarakatnya.Semua asuransi jaminan kesehatan mengcover kebutuhan kesehatan masyarakat jepang. Didukung oleh peralatan dan perlengkapan kesehatan yang memadai di tiap perfektur, pendeteksian penyakit seperti corona, dapat diketahui dan ditangani lebih cepat.


4.    Tindakan yang Cepat Dilakukan
Gambar 5 :Shinzo Abe 
            Kasus corona pertama terdeteksi di jepang pada tanggal 16 Januari 2020.Menimpa pria jepang yang traveling ke Wuhan.
Setelah itu tindakan pencegahan dilakukan. Perdana Menteri Shinzo Abe langsung mengintruksikan dan melarang WNA masuk ke jepang. Larangan itu berlaku bagi WNA yang berkunjung ke provinsi Hubei, China dalam kurun waktu 2 minggu sebelum kedatangan mereka ke Jepang.

            Point di atas adalah sebagian tindakan yang dilakukan pemerintah jepang dalam menghadapi corona. Tindakan tersebut sangat mudah ditiru dan diaplikasikan di berbagai negara termasuk Indonesia. Semoga dengan beberapa tindakan pencegahan yang dilakukan, dapat menghambat penyebaran virus dan menurunkan tingkat kematian terhadap corona.