Gambar 1 : Penyebaran virus corona di jepang
Virus COVID-19 (Corona Virus
Disease-2019) pertama kali ditemukan di Wuhan, China dan menyebar ke seluruh
dunia. Sampai saat ini, belum ditemukan antivirus yang ampuh untuk menyembuhkan
korban yang terjangkit.
Berdasarkan Data yang
terhimpun pada hari Rabu, tanggal (25/03/2020), ditemukan kasus positif di Jepang
sebanyak 1160 kasus, dengan 43 orang meninggal. Sehingga Case Fatality Rate(CFR)
di Jepang hanya 3,7 %.
Bandingkan dengan Indonesia,
pada hari dan tanggal yang sama, terjadi 790 kasus positif, dan 58 orang
meninggal dunia. Sehingga Case Fatality Rate(CFR) di Indonesia sebesar 7,3%.
Mengapa angka CFR di jepang
sangat rendah, sedangkan di Indonesia lebih tinggi? Apa yang membuat pemerintah
Jepang mampu menekan angka CFR, sehingga corona tidak menimbulkan banyak kasus
positif dan kematian? Berikut beberapa ulasan yang penulis analisa.
1. Budaya Bersih dan Patuh pada Aturan
Gambar 2 : Budaya bersih-bersih di jepang
Sudah diakui di seluruh dunia, bahwa negara
jepang dan orang-orangnya sangat memperhatikan kebersihan.
Saat corona menyerbak, timbul anjuran selalu
mencuci tangan, mencuci pakaian setelah dari luar, memakai masker, dan
penerapan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
Jepang sudah melakukan itu sejak dahulu.Bahkan sebelum
corona menyerbak di negaranya, budaya PHBS sudah tertanam dalam diri
masyarakatnya.Konsumsi masker sudah tinggi sebelum corona menyerbak, karena
masyarakat budaya masyarakat jepang yang sering memakai masker untuk
menghindari kuman dan interaksi dengan orang lain. Sehingga, corona tidak perlu
mengajari.
2. Orang Jepang yang Individualis
Gambar 3 : Kebiasaaan orang jepang suka menyendiri
Ketika corona menyerbak, timbul budaya yang
digaungkan kepada masyarakat, yaitu social
distancing dan physical distancing atau lebih mudah dipahaminya adalah
menjaga jarak dan interaksi antar orang.
Di Jepang, masalah interaksi dan menjaga jarak juga sudah
dilakukan dari dulu. Anak kecil diajarkan jangan bicara dengan orang yang tidak
dikenal, Beli berbagai kebutuhan lewat mesin otomatis (Vending Machine), Orang
dewasa dengan ritme kerja yang cepat sehingga tidak sempat berinteraksi dan
lainnya.
3. Jaminan Kesehatan Menyeluruh
Gambar 4 : Asuransi kesehatan Jepang
Biaya pajak yang tinggi di Jepang, berbanding lurus dengan
apa yang diterima masyarakatnya.Semua asuransi jaminan kesehatan mengcover
kebutuhan kesehatan masyarakat jepang. Didukung oleh peralatan dan perlengkapan
kesehatan yang memadai di tiap perfektur, pendeteksian penyakit seperti corona,
dapat diketahui dan ditangani lebih cepat.
4.
Tindakan
yang Cepat Dilakukan
Gambar 5 :Shinzo Abe
Kasus corona pertama terdeteksi di jepang pada
tanggal 16 Januari 2020.Menimpa pria jepang yang traveling ke Wuhan.
Setelah itu tindakan pencegahan dilakukan.
Perdana Menteri Shinzo Abe langsung mengintruksikan dan melarang WNA masuk ke
jepang. Larangan itu berlaku bagi WNA yang berkunjung ke provinsi Hubei, China
dalam kurun waktu 2 minggu sebelum kedatangan mereka ke Jepang.
Point di atas adalah sebagian tindakan yang dilakukan
pemerintah jepang dalam menghadapi corona. Tindakan tersebut sangat mudah
ditiru dan diaplikasikan di berbagai negara termasuk Indonesia. Semoga dengan
beberapa tindakan pencegahan yang dilakukan, dapat menghambat penyebaran virus
dan menurunkan tingkat kematian terhadap corona.
3/30/2020 |
Category: |
0
comment
Comments (0)