Badan Manajemen Kebakaran dan Bencana Jepang telah mengembangkan prototipe drone(pesawat tanpa awak) untuk digunakan dalam survei wilayah yang terkena tsunami, tanah longsor, atau bencana alam lainnya dalam operasinya memberikan bantuan.
   Seperti dilansir dari Japan-News.com, Drone akan terbang pada rute yang telah ditentukan selama sekitar 30 menit setiap kali terbang. Informasi yang dikumpulkan selama penerbangan akan digunakan untuk menemukan rute penyelamatan aman dan cepat bagi orang-orang yang terkena dampak bencana.
        Badan ini meminta produsen untuk memproduksi 2 drone berdasarkan prototipe.Badan Ini berencana menempatkan drone tersebut ke dua departemen pemadam kebakaran setempat pada bulan Maret tahun depan, katanya.
    Drone yang dikembangkan berdasarkan prototipe, didasarkan atas tanggapan permintaan untuk gambar video yang diambil dari atas, karena saat ini sulit untuk mengetahui lokasi orang yang membutuhkan penyelamatan.
     Di daerah bencana, puing-puing dan perubahan kondisi di tempat bencana sering mengganggu upaya penyelamatan.Drone bisa membantu dengan terbang di ketinggian rendah dimana helikopter mengalami kesulitan mendekati daerah bencana.
      Prototipe yang digunakan memiliki panjang 1 meter dengan berat 3,5 kilogram.Prototipe ini dapat membawa sampai 2,5 kilogram peralatan, seperti kamera dan detektor gas beracun.

    Menggunakan GPS(Global Positioning System), drone ini dapat mengikuti rute penerbangan yang diprogram terlebih dahulu dengan komputer.Selama penerbangan, drone ini mampu mengirim foto dan video ke staf di pusat dan mampu untuk membuat peta 3 dimensi dari daerah bencana menggunakan data gambar yang dikirimkan.

Comments (0)